mengenai hal yang sebenarnya tidak perlu diperpanjang...
Aku kecewa sehubungan permintaan maafnya padaku yang berujung
ancaman untuk tidak mendengarku seakan aku ini seorang yang begitu desperate nya
untuk selalu didengar...sungguh aku tidak memerlukan simpati kasihan seperti itu, sungguh tidak perlu
baik, esensi dari kata 'Maaf" itu sendiri bukankah mengakui dan menerima
bahwa tindakan yang dilakukan oleh yang bersangkutan memang jelas-jelas membuat
seseorang merasa tidak nyaman... tapi kalau pada akhirnya si peminta maaf malah menasihati dan
mengancam apakah maaf itu tetap menjadi maaf atau hanya sekedar kata-kata untuk memenangkan debat selanjutnya? ntahlah
aku hanya tidak habis pikir, mengapa ia mulai mencoba memainkan sisi psikologisku
dan membalikan keadaan agar seolah aku merasa bersalah padanya,,itukah inti permintaan maafnya?
aku paham apa yang dia inginkan adalah sebenarnya agar aku juga memahaminya
ketika ia sedang lelah, bahwa ketika saat demikian akan tidak begitu mudah baginya untuk mendengar beberapa hal dariku yang mungkin terdengar seperti keluhan olehnya
aku paham hal itu dan sesungguhnya akupun menyesalinya...aku menerima hal itu sebagai suatu kealfaan bagiku....tapi itu kemudian menjadi memudar ketika ia mulai mendebat dan mengancamku...bukankah ketika dia meminta maaf padaku kondisinya tidak lelah seperti saat aku
mengungkapkan hal yang menurutnya sulit pada malam ketika ia pulang kerja itu?
aku yakin dia secara sadar meminta maaf padaku, disaat ia sedang tidak sibuk bekerja, lalu mengapa reaksinya seperti sama saja ketika itu?
Dan aku tidak perlu dipaksa seperti itu, bukan karena aku sudah terlalu pintar atau apalah seperti ungkapannya waktu itu (ungkapan yang sebenarnya hanya terdengar memojokan bagiku) tapi bukankah dia sudah mengenalku bertahun-tahun, bukankah aku sudah pernah dan berkali-kali menjelaskan padanya
bahwa aku tidak ingin berdebat,,, bukankah ia ingin agar kita saling mengingatkan? bukankah ia berkata belajar banyak hal dalam waktu 4 bulan ketidakbersamaan kami?
lalu mengapa saat kuingatkan ia malah mencari celah lain untuk memenangkan perdebatan denganku? mengapa ia mencoba mempermainkan sisi psikologisku dengan mebalikkan keadaan bahwa akulah yang hanya perlu didengar dan tidak pernah mendengarkan dia? apapun maksudnya itu adalah bagian dari suatu perdebatan yang tidak perlu...karena seorang wanita tidak memerlukan itu semua...meminta maaf tanpa banyak alasan akan lebih menenangkan, bukan karena rasa ingin menang atau sejenisnya, tapi itu sudah sangat membuktikan rasa sayangnya
jikalau ingin memberiku nasihat aku akan mematuhinya tapi tidak dengan paksaan dan ancaman semacam itu...diluar semua hal aku hanya seorang wanita yang pada dasarnya ingin merasa aman dan nyaman juga percaya terhadap seseorang yang menjadi imamku kelak..aku sungguh kecewa,, aku merasa ia tidak benar2 berubah...aku beberapa kali menanyakan hal tersebut padanya...aku tidak ingin ia berubah hanya agar bisa bersamaku kembali,,,aku tidak ingin itu, tapi kemudian hal-hal yang biasa terjadi di masa-masa kami dulu terulang lagi....aku lelah berada dalam lingkaran tersebut.... sungguh keraguan yang perlahan menjadi keyakinan sebelumnya mulai datang kembali
sungguh aku tidak pernah menyangka akan bertemu dengannya lagi, bahkan aku sudah pada jalanku untuk melanjutkan hidup tanpanya, dan kemudian ia datang kembali, tanpa kusangka....mencoba membuktikan beberapa hal untuk meyakinkanku,,, aku mulai percaya kembali,,,tapi kemudian hal-hal dimsa lalu terjadi lagi....jadi, apa aku salah ketika aku berfikir semua yang ia lakukan tidak benar2 menunjukan kalau ia berubah seperti yang ia katakan padaku?
memang sedih rasanya...tapi aku yakin ada hikmah dibalik ini semua
aku tahu ini akan membuatku semakin dewasa dan kuat dalam menjalani dilema 'perasaan' ini
Aku hanya sangat kecewa saat ini....kemarahan bukan bagian dari yang kurasakan saat ini,,hanya kekecewaan,,,aku tahu tak ada manusia yang sempurna...begitupun ia, begitupun aku....
and this disappointed, there's nothing I can do with this, semoga berlalu dihembus angin,,,,,
No comments:
Post a Comment