Total Pageviews

Monday, June 24, 2013

Untittle

Beberapa hari lalu aku sempat dibuat kecewa seseorang
mengenai hal yang sebenarnya tidak perlu diperpanjang...

Aku kecewa sehubungan permintaan maafnya padaku yang berujung 
ancaman untuk tidak mendengarku seakan aku ini seorang yang begitu desperate nya 
untuk selalu didengar...sungguh aku tidak memerlukan simpati kasihan seperti itu, sungguh tidak perlu

baik, esensi dari kata 'Maaf" itu sendiri bukankah mengakui dan menerima
bahwa tindakan yang dilakukan oleh yang bersangkutan memang jelas-jelas membuat 
seseorang merasa tidak nyaman... tapi kalau pada akhirnya si peminta maaf malah menasihati dan 
mengancam apakah maaf itu tetap menjadi maaf atau hanya sekedar kata-kata untuk memenangkan debat selanjutnya? ntahlah

aku hanya tidak habis pikir, mengapa ia mulai mencoba memainkan sisi psikologisku
dan membalikan keadaan agar seolah aku merasa bersalah padanya,,itukah inti permintaan maafnya?

aku paham apa yang dia inginkan adalah sebenarnya agar aku juga memahaminya 
ketika ia sedang lelah, bahwa ketika saat demikian akan tidak begitu mudah baginya untuk mendengar beberapa hal dariku yang mungkin terdengar seperti keluhan olehnya

aku paham hal itu dan sesungguhnya akupun menyesalinya...aku menerima hal itu sebagai suatu kealfaan bagiku....tapi itu kemudian menjadi memudar ketika ia mulai mendebat dan mengancamku...bukankah ketika dia meminta maaf padaku kondisinya tidak lelah seperti saat aku 
mengungkapkan hal yang menurutnya sulit pada malam ketika ia pulang kerja itu?
aku yakin dia secara sadar meminta maaf padaku, disaat ia sedang tidak sibuk bekerja, lalu mengapa reaksinya seperti sama saja ketika itu?

Dan aku tidak perlu dipaksa seperti itu, bukan karena aku sudah terlalu pintar atau apalah seperti ungkapannya waktu itu (ungkapan yang sebenarnya hanya terdengar memojokan bagiku) tapi bukankah dia sudah mengenalku bertahun-tahun, bukankah aku sudah pernah dan berkali-kali menjelaskan padanya 
bahwa aku tidak ingin berdebat,,, bukankah ia ingin agar kita saling mengingatkan? bukankah ia berkata belajar banyak hal dalam waktu 4 bulan ketidakbersamaan kami? 

lalu mengapa saat kuingatkan ia malah mencari celah lain untuk memenangkan perdebatan denganku? mengapa ia mencoba mempermainkan sisi psikologisku dengan mebalikkan keadaan bahwa akulah yang hanya perlu didengar dan tidak pernah mendengarkan dia? apapun maksudnya itu adalah bagian dari suatu perdebatan yang tidak perlu...karena seorang wanita tidak memerlukan itu semua...meminta maaf tanpa banyak alasan akan lebih menenangkan, bukan karena rasa ingin menang atau sejenisnya, tapi itu sudah sangat membuktikan rasa sayangnya

jikalau ingin memberiku nasihat aku akan mematuhinya tapi tidak dengan paksaan dan ancaman semacam itu...diluar semua hal aku hanya seorang wanita yang pada dasarnya ingin merasa aman dan nyaman juga percaya terhadap seseorang yang menjadi imamku kelak..aku sungguh kecewa,, aku merasa ia tidak benar2 berubah...aku beberapa kali menanyakan hal tersebut padanya...aku tidak ingin ia berubah hanya agar bisa bersamaku kembali,,,aku tidak ingin itu, tapi kemudian hal-hal yang biasa terjadi di masa-masa kami dulu terulang lagi....aku lelah berada dalam lingkaran tersebut.... sungguh keraguan yang perlahan menjadi keyakinan sebelumnya mulai datang kembali 

sungguh aku tidak pernah menyangka akan bertemu dengannya lagi, bahkan aku sudah pada jalanku untuk melanjutkan hidup tanpanya, dan kemudian ia datang kembali, tanpa kusangka....mencoba membuktikan beberapa hal untuk meyakinkanku,,, aku mulai percaya kembali,,,tapi kemudian hal-hal dimsa lalu terjadi lagi....jadi, apa aku salah ketika aku berfikir semua yang ia lakukan tidak benar2 menunjukan kalau ia berubah seperti yang ia katakan padaku?

memang sedih rasanya...tapi aku yakin ada hikmah dibalik ini semua
aku tahu ini akan membuatku semakin dewasa dan kuat dalam menjalani dilema 'perasaan' ini

Aku hanya sangat kecewa saat ini....kemarahan bukan bagian dari yang kurasakan saat ini,,hanya kekecewaan,,,aku tahu tak ada manusia yang sempurna...begitupun ia, begitupun aku....

and this disappointed, there's nothing I can do with this, semoga berlalu dihembus angin,,,,,




Seputar MODP: Tentang OJT Financing

(bahasa gue-loe nya diganti dulu dengan aku-kamu, hehehehe)

Saat ini, aku berada di kota yang jauh dari Jakarta
Aku berada di Samarinda, sebuah kota di Kalimantan Timur

Yaah masih dalam rangka OJT alias on the job training untuk program Muamalat Officer Development (MODP) yang sedang kujalani sekarang,,seperti dalam postinganku terakhir di blog ini beberapa bulan lalu mengenai OJT operation di Kota yang sama, Samarinda..Hanya saja kali ini berbeda, bukan operation lagi, tapi OJT Financing..lebih ke arah marketing dan hal-hal yang berhubungan dengan itu...menyenangkan
kuncinya berani, dalam arti berani berhadapan dengan orang-orang (nasabah), berani berbicara secara meyakinkan dan menyenangkan, dan hal-hal sejenisnya yang intinya mampu menarik nasabah....membuat Usulan pembiayaan dan memorandum pembiayaan (UP dan MP) yang saat ini baru akan kukerjakan, dan masih belum begitu paham,,,,tapi aku yakin pasti akan bisa dikerjakan dan pemahamannnya mengikuti seiring dengan seringnya aku berlatih...yaah untuk hal-hal yang berhubungan dengan sosialisasi dengan orang-orang, berbicara ngalor ngidul aku tidak ada masalah...aku malah senang bertemu dengan orang-orang baru, hehehehe...mengobrol dengan orang lain mungkin salah 1 keahlianku sebagai modal dalam hal marketing tadi :D

Hal-hal diatas merupakan kelebihanku, tapi sebagaimana aku hanya manusia biasa yang juga punya kekurangan, tetap saja ada hal yang belum aku kuasai,,ya pembuatan memo-memo pembiayaan ini masih belum begitu kupahami, tapi aku yakin aku PASTI bisa, keyakinan dan latihan terus menerus pasti akan membantuku :)

yaah banyak suka duka mengenai OJT ini, kadang kala aku merasa jenuh, tapi kemudian aku berfikir ini semua tidak boleh sia-sia...aku sudah sampai sejauh ini untuk bisa pada diriku sekarang ini,, kalau kuingat saat-saat dimana aku mulai pertama kali mengikuti proses seleksi MODP ini, itupun tidak mudah, maka sekarang aku tidak boleh menyerah :)

Tentang masalah teman-temanku? yaa kita dibagi kedalam 6 orang dikelompok ini, 3 laki-laki dan 3 perempuan....tapi di OJT kali ini mulai terlihat ada ketidaksepahaman antara kami dalam beberapa hal...tapi yaa itu tentunya menjadi hal yang biasa karena pemikiran kami, sifat, dan karakter yang berbeda-beda..aku sendiri sebenarnya saat ini sudah merasakan mulai ada ketegangan-ketegangan kecil antara kami...ada saatnya juga aku merasa tidak mendapat respon positive atas beberapa masukan dan saran2 ku, namun kembali lagi tiap orang punya pemikiran yang berbeda-beda jadi aku insya allah masih bisa mnghandle hal-hal tersebut.....ada memang sedikit ego ku sebagai seseorang yang pernah ikut berorganisasi ketika masa sekolah maupun kuliah, ditambah aku pernah bekerja sebelumnya selama kurang lebih 3 tahun sebelum mengikuti MODP ini, jadi ketika ada problem dalam lingkungan pekerjaan aku sudah menganggapnya sebagai suatu keniscayaan dan hal yang pasti biasa terjadi dalam lingkungan kerja, dimana beberapa teman-teman dalam kelompokku memang ada yang masih fresh graduate dan masih istilahnya "kaget" dan tidak biasa ketika terjadi konflik-konflik internal didalamnya (dimana saat ini memang ada beberapa gesekan dengan orang2 internal disini) sebagai orang yang pernah mengalami hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan dan keorganisasian ada beberapa hal yang emmang memerlukan inisiatif tersendiri dimana itu berbenturan dengan teman-temanku yang lain yang mungkin belum pernah mengalaminya

Aku sempat mmberi beberapa gambaran kalau ini hal yang pasti terjadi dalam lingkungan kerja, tapi mungkin karena pikiran idealis mereka yang masih berpatokan pada keorganisasian dalam dunia kampus, maka hal itu jadi sesuatu yang menurut mereka tidak biasa karena sebelumnya mereka belum pernah bekerja..kadang sempat kesal juga, bukan aku mau sok, tapi aku hanya mencoba memberi penjelasan agar mereka tetap tenang tapi yaa ujung2nya ngeyel dan sempat terjadi beberapa hal yang pernah kuprediksi sebelumnya, dan akhirnya memang kejadian,,,tapi paling tidak aku tidak memaksakan kehendakku pada mereka, didengar syulur, tdk juga tdk apa2, aku tetap santai mnjalaninya(walau ketika sedang ribet kadang emosi juga, tapi alhamdulillah masih bisa di handle, heheheh ) ya sudahlah mungkin memang ada caraku yang kurang berkenan tanpa kusadari, tapi tidak apa-apa akupun tetap belajar untuk menghandle ini smua, aku tetap yakin bahwa sebenarnya kita punya tujuan yang sama dalam OJT financing kali ini, hanya saja memang beberapa kondisi harus bisa diterima dengan lapang dada,,,pada akhirnya kita semua ingin sukses dalam proses ini, aku akan tetap menjalani prosesnya...semoga suatu hari akan menjadi kenangan yang indah dan berharga bagi kami semua :)